03 Mei 2011

ANAK KAMPUNG KETEMU TEMPE.. :D



Sore tadi aku ke salah satu café di Ngawi. Letaknya cukup strategis, di pusat kota dan bisa dicapai dalam waktu hanya sekitar 5 menitan dari rumahku. Rencana awal aku berniat meliput tempat yang cozy itu untuk rubrik “Culinary” di majalah jurusan. Bersama temanku Aik, kami berangkat dengan perut keroncongan dan tenggorokan dangdutan.. :D

Sebelumnya pernah sekali aku ke tempat itu. Oya, belum kita kasih nama ya? Ya, untuk menghindari hal-hal yang nantinya mungkin menyeramkan dan menyebabkan trauma, kita sebut saja café ini café A (bukan nama sebenarnya). Waktu itu aku kesana bareng pemilik sebuah percetakan untuk membahas penerbitan majalah. Tapi kami (aku bersama seorang teman) ingin lebih banyak diskusi daripada makan (padahal mah sebenernya pengen makan juga :p), kami hanya memesan minuman. Jadi aku tidak tahu bagaimana kualitas makanan di tempat itu. Pertama masuk aku langsung ‘jatuh cinta’ pada café A. Penataan tempat yang bagus didukung dengan ornamen-ornamen tradisional seperti bambu dan atap rumbia bikin siapapun yang kesitu jadi betaaah banget.

Nah, karena modal ‘cinta’ tadi, aku kembali ke café itu. Dan kali ini bersama teman sesama redaksi majalah. Mau bikin liputan ceritanye nih..

Kami datang sekitar jam 7, langsung mengambil tempat di salah satu saung yang letaknya di depan pintu masuk. Desain café ini sendiri dibikin dalam bentuk pondok-pondok atau saung dengan atap rumbia dan tiang bambu. Penerangan dibikin ‘remang-remang’ dan ada beberapa lampion menghiasi beberapa sudut café. Sangat pas untuk bersantai ria, walaupun letaknya di pusat kota tapi begitu masuk ke dalamnya kita akan merasa rileks dan nyamaan sekali J

Seperti umumnya di tempat sekelas café, biasanya kan pelayan akan datang menanyai pesanan pelanggan. Nah, kami dengan PeDe nya gitu duduk lesehan di saung sambil buka-buka menu, pilah pilih mana yang akan kami pesan. Ada satu pelayan mondar mandir nganter pesanan ke saung lain, tapi eeh kami dicuekin aja gitu. Capek deh! Akhirnya aku celingukan ke meja kasir, berharap ada pelayan disana. Tapi nggak ada satupun orang! Alamaak.. kalo aku bawa kabur uangnya gimana cobaa?

Seorang anak lelaki (kutaksir masih SMP) dengan kaos oblong dan celana selutut akhirnya menghampiriku yang udah celingukan nyari pelayan sampe di kolong meja, di dalam toples dan dibawah pot bunga.

“Mau pesan, Mbak?” katanya

“Eh iya.. pesan Mie Sarang Burung, Tempe, Lemon Tea sama Es Capucino yaa.. “ balasku

“Iya mbak..”

Mengenai pilihan makanan ini, aku dan Aik sudah membayangkan ‘Mie Sarang Burung’ sebagai sajian istimewa dan layak diliput majalah bahasa inggris pertama di Ngawi. Kali aja itu Mie bisa menetaskan anak burung :p, trus kalo Tempe, kami pikir untuk kategori café kelas café A itu, Tempe akan disulap jadi makanan istimewa pula. Lemon tea dipilih Dyah karena emang suka dan Es Capucino kupilih karena aku belum pernah minum es jenis ini :D

Menunggu pesanan datang, aku dan Aik ngobrol ngalor ngidul bahas tugas kampus sampai pemberantasan korupsi, teman yang lagi kasmaran sampai lebaran monyet yang tak kunjung datang, sampai isu-isu perdamaian dunia dan pemanasan global pun kami babat habis dan sempat menyelesaikan membaca Ensiklopedia Hewan dan Tumbuhan setebal 9999 halaman. Tidak hanya itu, novel Kambing Jantan-nya bang Raditya Dika pun sempat kami buatkan terusannya yaitu Kambing Betina, Anak Kambing, Cucu Kambing, Keponakan Kambing dan Menantu Kambing. Sampai semua kegiatan tadi usai, tak satupun pesanan kami datang!

Hehe, lebay yak? :D

Intinya, kami nunggu lama bangeetttzzz sampe keriting! Dan pelayan yang sedari tadi mondar mandir tetap saja kesana kemari mengantar pesanan ke meja lain. Dan kami dicuekiiinn. Huhuhu.

Setelah kurang lebih 720 jam, si pelayan menghampiri meja kami. Membawa tiga piring Jamur Goreng dan sebotol saos tomat. Nah loh, siapa yang pesen jamur cobaa? Plis deh, si pelayan salah meja! Aku sama Aik udah manyun, membatalkan rencana peliputan tempat itu karena pelayanannya yang lamaa minta ampun!

Akhirnya minuman kami datang, 1 gelas Lemon Tea dan 1 gelas Es Capucino. Well, sebagai pengalaman pertama minum Es Capucino, aku langsung nggak suka es itu! Rasanya kayak serbuk capucino instan yang sekedar dikasih air dan es (emang gitu kali ya Es Capucino? Hehe). Nggak ada special-spesial nya sama sekali! Kapok deeeh..

Walau perut yang udah keroncongan udah berubah jadi ke-rock-an, Mie Sarang Burung dan Tempe yang kami pesan belum juga datang.. L

Ketika datang, satu piring penuh tempe goreng dan beberapa cabe menjadi sajian pertama. Ya, hanya tempe goreng! Yah, salah kami juga sih berharap terlalu banyak pada café itu tanpa tanya-tanya dulu, melihat tempat dan gengsi café itu saja membuat kami begitu yakin kalau ‘Tempe’ yang ada di daftar menu pastilah ‘Bukan Tempe Biasa’. Tapi ternyata… hanya tempe goreng biasa, rek! Satu piring ada 6 potong, rasanya biasa aja kayak tempe di bakul nasi pecel atau angkringan!hufh, ternyata café ndeso!

Pesanan kedua, Mie Sarang Burung datang. Taukah kawan apa itu Mie Sarang Burung? Hanya Mie campur telur yang digoreng kering hingga kalau dimakan bunyinya ‘kriuk’. Disajikan ala kadarnya di piring melamin (persis piring untuk tempe tadi) tanpa apapun! Tanpa saos, tanpa kecap, tanpa garnis, tanpa apa kek gitu buat bikin tampilannya bagus..

Sampai disitu aku dan Aik udah ketawa abis-abisan, menertawakan kami sendiri, dua anak kampung yang dengan PeDenya masuk ke café ‘bergengsi’ hanya untuk makan Tempe dan Mie! Harganya jadi berlipat pula! Hahaha.. selamat, Anda telah tertipu! :D

Berjuang menghabiskan sepiring Tempe dan sepiring Mie Sarang Burung tadi ternyata tidak mudah. Sampe eneg kami makan, Tempe dan Mie itu masih ada. Akhirnya kami memutuskan satu hal bijak: dibungkus! Hehehe. Lumayan untuk dikasihkan ke salah satu teman kami yang ngekos sembari berbagi cerita nantinya karena setelah dari café itu kami berniat kerumah seorang teman. Hanya untuk membungkus sisa makanan kami itupun, butuh waktu lamaaa banget sampe Kambing Jantan dan Kambing Betina punya cicit :D

Hahaha.. lucu nian tempat itu. Tempat yang secara penampilan udah kereeen abis sampe bikin aku jatuh cinta pada pandangan pertama (halah!), letak strategis dan sangat potensial untuk jadi tempat hang out favorit di Ngawi itu ternyata belum diimbangi dengan kualitas pelayanan dan inovasi masakan, menurutku. Jadi walaupun tempatnya special, tetep aja sensasinya kayak makan di pinggir jalan.. :D

*bukan maksudku menjelek-jelekkan tempat itu, hanya sekedar sharing saja, semoga ketika aku kembali lagi kesana sudah ada menu baru: Tempe sarang Dinosaurus atau Mie rasa Strawberry dengan saos Mocca.. :D

Oke, selamat datang di dunia lebay ala Winwin! :D

2 komentar:

  1. klo ke jogja, jgn lupa mampir ke heritage cafe add aja fbnya heritage.cafe@yahoo.com

    cafe spesial olahan tempe.
    silakan dilihat dulu ya fbnya.
    maturnuwun

    BalasHapus

Have something on mind? Just write it below.. :)