11 Januari 2010

Apakah 100+120=220? Ternyata bukan!

Alhamdulillah..

Setelah proses yang panjang dan penantian yang –tidak- melelahkan akhirnya aku berhasil dapet Driving license alias SIM. Aku baru aja bikin SIM C di SATLANTAS BOJONEGORO + 3 minggu lalu. Awalnya aku berniat bikin KTP dan cari SIM di Ngawi soalnya aku kan “tinggal” di ngawi. Dan juga atas pertimbangan pembuatan SIM di Ngawi yang katanya (dan faktanya) lebih mudah dan cepat..

tapi akhirnya nggak jadi karena beberapa hal yang tidak bisa saya ceritakan disini..*diplomatis*

Akhirnya aku mutusin untuk bikin SIM di kota kelahiranku tercinta saja (Bojonegoro). Adapun jalan ceritanya adalah sebagai berikut: *gaya pembawa acara seminar*


Hari pertama

Di awal-awal dulu, waktu pertama kali aku mau bikin SIM, kebetulan KTP ku ketinggalan di Ngawi. nah, berdasarkan kisah temen2 di Ngawi yang katanya kalo nggak bawa KTP tetep bisa dilayani asal bawa Kartu Keluarga Asli, aku memutuskan untuk akan ke Bojonegoro dengan modal KK (Kartu Keluarga) asli. Tapi berhubung agak ragu, aku telepon dulu ke SATLANTAS (yang nomornya kudapatkan dengan agak susah payah)..

Tut..tut..tut...

Pak polisi : “Polres Bojonegoro, selamat pagi..” *nada berat tapi ramah*

Aku : “iya pagi, maaf mau tanya pak..” *nggak kalah ramah*

Pak polisi : “ada apa mbak?”

Aku : ”maaf kalau mau mengurus SIM itu kalo nggak bawa KTP bisa pakai KK asli nggak pak?”

Pak polisi : ”kayaknya nggak bisa deh mbak..”

(kok kayaknya yah?)

Aku : *membela diri, ngeyel* ”lho, kalo di Ngawi itu bisa lo pak, lagipula saya ini mahasiswa pak, KTP saya ketinggalan di ngawi padahal rumah saya Margomulyo, jauh sekali dari Bojonegoro. Gimana pak?” –mulai deh beralasan ria-..:D

Pak polisi : ”tetep nggak bisa mbak, prosedurnya itu harus menyertakan KTP asli atau minimal fotokopiannya...”

Aku : ”jadi nggak bisa ya pak?” *suara melas*

Pak polisi : “nggak bisa mbak, utk lebih jelasnya mbak telepon langsung ke SATLANTAS saja…”

Ternyata…dari tadi aku ngobrol sama Polisi di Polres, bukan Polisi di Satlantas!

Lalu aku telepon ke Satlantas. Jawabannya? Sama!

Uuhh...sebelll...susah banget siyyy????masa KK asli nggak bisa? Ngawi aja bisa...fiuh..

Nah..setelah itu aku udah pengalaman, hari selanjutnya aku datang langsung ke Satlantas Bojonegoro bawa KTP asli. Lalu prosedur yang aku lewatin disana sbb: (buat yang mau tes SIM -khususnya di Bojonegoro-, disimak yah..)



Pertama, kita harus tes kesehatan dulu di Klinik RS Bhayangkari Bojonegoro. Ternyata Cuma tes Buta warna sama tes mata aja (baca jarak jauh itu lo). Ya pastinya ini berguna banget, biar kalo lampu merah nggak diterobos aja...Alhamdulillah aku lulus. Biayanya 15.000.



Kedua, kita ke ruang sidik jari. Disana kita ngisi formulir dan diambil sidik jari (10 jari semuanya). Bayar 10.000, kalo yang ini semua pasti lulus...:)



Ketiga, daftar di Loket pendaftaran utk mengisi formulir (berkas hasil tes kesehatan, Fc. KTP sama hasil tes sidik jari tadi diserahkan ke petugas). Lalu kita mesti ngisi data-data yang udah disediakan..antriannya...fiuhh....ruarrr biaza!

(tapi nggak heran juga sih, karena pengurusan SIM di Bojonegoro emang harus bener2 tes, nggak ada namanya ”nembak” disana..Bojonegoro is the best lah pokoknya!)


Keempat, setelah ngisi formulir tadi, kita serahkan kembali form nya ke petugas untuk menunggu panggilan tes tulis. Waktu itu aku dapet nomor urut 8 di shift pertama tes tulis.



Kelima, tes tulis. Ada 30 soal yang harus dikerjakan, soal berkaitan dengan rambu2, etika berkendara dan peraturan2 di jalan. Kita setidaknya harus benar 18 untuk lulus tes ini, atau dengan kata lain maksimal salah 12, kalau lebih dari 12 harus mengulang lagi..Alhamdulillah aku salah 5, nilaiku 83..:) prok..prok..prok...:D



Keenam, tes Praktek. Ini nih yang banyak bikin kontestan pemohon SIM gagal. Termasuk aku. Hehe..aku gagal di tes praktek karena kakiku nyentuh tanah waktu nglewatin rintangan zig zag..aku harus mengulang besoknya..



Ketujuh, tes praktek

ulang. Aku gagal lagi! Bukan apa2, tapi sumpah itu susah banget! Nglewatin rintangan zig zag sama rintangan angka 8 dengan kaki nggak boleh nyentuh tanah! Dari sekitar 20 peserta tes Cuma lulus 2 atau 3 orang aja..hik hik..aku gagal!, aku harus kembali lagi untuk ikut tes selanjutnya.



Kedelapan, karena gagal tes praktek 2 kali, aku dan sekitar 150 an orang yang bernasib sama (baca:gagal tes praktek 2 kali) harus ikut konvoi uji SIM di jalanan. Atau tes SIM dengan mengendarai langs

ung di jalan raya. Kami diajak ke Dander, disuruh pake rompi seragam warna kuning cerah..(udah kayak simpatisan partai mau kampanye aja). Nah..berhubung aku nggk bawa motor, aku cari tumpangan deh..Alhamdulillah ada bapak2 yang baik h

ati dan tidak sombong mau nebengin aku..makasih ya pak..:)


Di Dander, kita dibawa ke sebuah wana wisata, disana dikasih pengarahan dan sosialisasi peraturan lalu lintas. Termasuk diajari juga cara megang stang yang bener, cara rem blokir, etc..disana juga ada sesi tanya jawab dengan Kasatlantas langsung! Wah..asyik pokoknya!

Setelah konvoi uji SIM tadi, kita dikasih surat pengganti SIM sementara. Cuma selembar kertas (stengah halaman malah) yang menyatakan bahwa nama..TTL...alamat..telah berhasil menempuh uji teori dan praktik utk SIM C, namun karena pembuatan SIM terlambat alias tidak bisa langsung hari itu, maka kita harus datang lagi 1 bulan setelah itu untuk foto SIM.

Ya Allah, kapan dapet SIM aslinya?



Kesembilan, Sekitar 1 bulan setelah tanggal pembuatan surat Pengganti SIM tadi, kita harus datang ke Satlantas lagi utk foto SIM. Aku pikir nantinya akan lama dan berbelit2. tapi ternyata nggak! Tidak lebih dari 30 menit udah jadi! Horaayy....:) proses pembuatan ini biayanya 75.000



Kesepuluh, udah punya SIM. Jadi tenang kalo mau kemana2....:D

Total biayanya 15.000+10.000+75.000= 100.000, tapi berhubung aku ke Bojonegoro 4 kali dan ongkos pulang pergi 30.000, jadinya ditambah 120.000, jadi total 220.000..

Semahal itu kah?

Ah, harganya tak sebanding dengan banyaknya pelajarn yang bisa diambil. Betapa Bojonegoro bener2 negakin aturan bikin SIM dan nggak ada kolusi sama sekali..aku bangga jadi warga Bojonegoro, nggak ada lagi kata mbandingi2in sama kabupaten lain. Bojonegoro is the best!



PS: jalan-jalan yukk...udah punya SIM nih...:D *pamer mode ON*


ket. foto: Bp. Sudirman-Kasatlantas Bojonegoro

1 komentar:

Have something on mind? Just write it below.. :)