10 Maret 2011

Diary Calon Guru: Ketika Akhirnya Aku HARUS Menangis..

ini lanjutan yang kemarin ya kawannn.. :)

oke, si Mas Penjaga Rental nggak bisa bantu aku convert file dari ms. Word ke Pdf. begini kira-kira perdebatan kala itu:

"Mas, mau convert ms. Word ke Pdf. bisa kan?"

"nggak bisa mbak. software nya ndak ada.."

"Loh mas dulu saya pernah kesini bisa lo."

" nggak bisa mbaakk.. softwarenya itu nggak adaa.." *mulai sewot*

"masa sih mas? detlen nihh.. tolong dibantu ya.. " (kalo ada pak Tarno ditambahin sim salabim jadi apa, prok prok prook.:p)

"nggak bisa mbaakk.." *makin emosi*

udahlah, buang buang waktu!

udah jam 9 lagi. maka dengan modal nekat aku masuk ke warnet. nah loh, ngapain? Facebook-kan getoo? iyalah, aku buka Facebook, bukan untuk update status, tapi untuk kontak temenku yang bisa convert ms. Word ke Pdf. namun naas... :(

sumpe deh koneksinya lemootttt.. abis!

akhirnya keinget sama kakak Bloggerku tercinta yang direktur Oriflame dari Jogja, kak Wiwin Pratiwanggini namanya. seingatku beliau bisa juga. karena aku punya nomor HPnya, segera deh ku sms, sambil tetep cari-cari situs converter online ditemeni Aik, sahabat dan anggota kelompokku yang udah gabung dengan keruwetan hari selasa itu..

kak, bisa convert ms. Word ke Pdf? urgent nih.. plisss. kukirim sms ke kak Wiwin

bisa. jawabnya cepat.

bersamaan dengan sms yang masuk dari kak Wiwin itulah, situs converter online yang iseng-iseng kuikuti petunjuknya, mengirimkan hasil convert-an nya ke imelku (yang juga sudah kubuka sejak awal). dan selang waktu antara aku masukin data ke situs itu dan aku nerima email kayaknya nggak ada 2 menit! makanya,temen-temen sekalian kalo lagi bingung convert, coba kunjungi link ini aja ya: http://www.pdfonline.com/pdf2word/index.asp

gratis, praktis, nggak sampe 2 menit! sumpaahh keren abis!

akhirnya aku nggak jadi minta tolong ke kak Wiwin. hehe. but thanks a lot for all your readiness to help me, my great sista! :)

oke, kembali ke nasib karya tulis. aku bersyukuuurr banget akhirnya bisa melengkapi dokumen dengan mudah atas bantuan converter online tadi (yang meskipun internetnya lemot abis masih bisa diandalkan). di depan warnet aku ketemu satu lagi anggota timku (1 tim 3 orang) yang lagi rapat di kantor Diknas (dia guru TK loh!). tak apalah dia tak ikut keruwetan ini, sebelum dan setelah proses ini dia juga telah dan akan berkorban banyak..:D

lanjut ke kampus bareng si Aik untuk cari Surat Pengantar. begitu sampai di BAU (Bagian Administrasi Umum) kampus, kami langsung ketemu mas A (disebut gitu ajalah, nanti bakalan aku jelek-jelekin soalnya :p) dengan sebatang rokok yang setia di tangannya. beliaulah yang biasa membuatkan segala macam surat untuk mahasiswa (kecuali surat nikah, ding!). maka dimulailah adegan Drama Queen yang bikin aku nangis bombay itu..

Winwin Masih Semangat (WMS): " Mas, mau minta Surat Pengantar Lomba.."

Mas A Nyebelin (MAN) :"oh iya mbak. Lomba apa? mana surat (edaran)nya?" *masih kalem*

Aik Temen Winwin (ATW): "nih mas.." *sambil nyerahin surat.."

MAN: " wah mbak.. ndak bisa nih. suratnya belum di disposisi. saya nggak berani bikinkan surat pengantar"

WMS : "wah mas hari ini harus sudah dikirim.. harus ada surat pengantarr.."

MAN : " idih si mbak, ya wis nyusul aja nanti di fax kalo surat ini sudah ada disposisinya baru saya bisa bikin surat pengantar.."

ATW : " ya mana boleh masss.. harus disertain di karya tulis yang akan kami kirim tauuk.." *Aik dan aku mulai emosi*

MAN: " ya nggak bisa, saya nggak bisa bikin surat untuk kalian. titik.. lagian juga kenapa mepet gini waktunya?"

WMS:"mas, ini tuh udah hari terakhir, harus dikirim, nggak usah pake debat deh, tolong ya mass.." *mencoba bijak, padahal udah dongkol bangetttt..*

akhirnya perdebatan itu tak menghasilkan apa-apa kecuali aku yang makin emosi dan si Mas A yang kekeuh aja dengan pendiriannya: nggak mau bikinin surat pengantar!

kutelepon dosen pembimbing lomba kami. setelah dikasih beberapa instruksi, aku kembali menghadap mas A (kalo nggak inget-inget butuh udah males kaleee). Bismillah, perdebatan ronde kedua dibuka..

Winwin Mulai Emosi (WME): "mas, ini tuh suratnya memang online, di download dari internet dan memang Dikti Pusat ndak ngirim suratnya via pos, jadi kalo memang belum di disposisi kan wajar, mungkin juga pak Ketua (rektor) belum tau tentang surat ini, tapi ini memang surat resmi beneran mas, di download dari web Dikti untuk kampus kita" aku baru sadar, mungkin memang dosen pembimbingku salah, belum memberikan surat ini kepada ketua sehingga tidak ada disposisi, tapi sebagai staf BAU yang baik si Mas A seharusnya juga nggak gitu-gitu amat dong, lha wong ini detlen gituh!

Mas A Tetep Nyebelin (MATN) : " loh loh ya tetep saja to mbak, mana bisa saya bikinkan surat pengantar yang sumbernya aja belum diketahui pak ketua gitu? *masih sambil isep rokok*

Aik Temen WInwin (ATW): "mas, sekali lagi ini harus sudah dikirim hari ini, lagian pak WIdya (rektor) aja udah kasih ACC di karya tulis kami mas.. masa masih nggak bs juga sih? *mulai emosi*

MATN: " udah deh mbak, nggak bisa!" sambil berlalu meninggalkan kami dan kembali ke pekerjaannya.

akhinrya kutelepon (lagi) dosen pembimbingku, maksudku biar beliau saja yang ngomong sama si MATN itu, biar percaya kalau kami memang harus dibuatkan surat pagi itu juga (waktu itu sekitar jam 10). dan tahukah apa jawaban si MATN ketika kusodorkan HPku agar beliau bisa berbicara langsung sama dosen pembimbing?

MATN : *masih sambil ngrokok, dengan tatapan yang sumpah nyebelin abis!* " percuma mbak, mau ngapa-ngapain juga saya nggak akan bisa bikinkan surat untuk kalian. titik."

dan Beliau nggak mau nerima HPku, nggak mau ngomong sama dosen pembimbingku yang sebenernya mau jelasin ke beliau.. :((

ketika itu aku sudah menangis, sudah jam 10 lebih dan JNE (yang menurutku bisa ngirim paling cpet) bisa kirim dokumen dalam waktu sehari jika dokumen diterima kurang dari jam 11.

Mas A yang Nyebelinnn.. kenapa sih sama sekali nggak mau tau kalau kita butuh surat itu? kenapa sih sebegitu takutnya mengambil resiko membuatkan satu lembar surat yang nggak akan membuat Anda dipecat? kenapa sih nggak mau bikin surat untuk mahasiswa yang jelas-jelas sudah di ACC karya tulisnya oleh rektor? hanya karena tidak ada disposisi? kenapa juga nggak mau ngomong sama dosen pembimbingku??

the last option, sekitar setengah sebelas, kami berdua (Aku dan Aik) ke rumah Rektor kami. Alhamdulillah beliau ada dirumah (beliau hari itu jadwal datang ke kampusnya sore). dengan menangis (beneran!) aku menghadap beliau yang sangat penyabar itu.

Winwin Menangis (WM): "pak, kami ng-ng-nggak dibikin s-surat sama BAU. k-k-katanya nggak boleh padahal ini udah deadline lomba karya tulis" (bukan gagap tapi sambil nangis)

Aik Masih Tegar (AMT): "iya pak, di kampus ribet banget, kami minta surat nggak dikasih.."

pak Widya Baik (PWB): "oke oke, sekarang mau kalian gimana?" (sebenernya sempet ada beberapa kalimat lain termasuk kalimat hiburan untukku yang lagi nangis dan kata-kata semangat, tapi kalimat terakhirnya itu, biar ringkas ya udah ditulis kalimat terakhir aja ya:P)

WM: "minta dibikinkan memo ya pak.."

AMT:" iya pak biar BAU mau bikin surat.."

akhirnya pak Widya menulis beberapa kata ajaib dilengkapi tanda tangan sakti itu di selembar kertas block-note seminar. dan meluncurlah kami, aku dan Aik, dengan kecepatan tinggi ke kampus. harus bertemu lagi dengan Mas A dan menyodorkan memo pak Widya itu agar bisa dibuatkan surat.

"Mas, ini ada memo dari pak Widya, tolong dibikinkan suratnya" Aik yang berbicara, aku udah mulai males ngomong sama si mas A

"oh.. oke" kata si mas A sambil mengamati memo sakti itu

setelah beberapa saat..

"eh mbak, ini surat pengantarnya yang kayak gimana?" tanya si mas A

gubrakk!

masa nggak bisa sih bikin surat pengantar lomba karya tulissss??? iya sih emang jarang (atau nggak ada?) mahasiswa yang rajin ikut karya tulis, seingatku sejak aku masuk kampus ini hanya aku dan kakakku yang pernah, yang lain nggak tau deh.

pendek kata akhirnya si mas A Nyebelin dengan pedenya nyuruh aku bikin surat itu sendiri dan dia ngrokok di sudut ruangan yang lain. BAGUS!

dengan masih shock dan agak sesenggukan, sisa nangis sebelumnya, aku membuat selembar surat pengantar dan daftar rekap peserta (yang isinya hanya satu peserta dari kampus kami yang ikut, yaitu aku dan kawan-kawan) dengan kedua tanganku sendiri, dibantu Aik yang (luar biasa) masih tegar, nggak emosi kayak aku.. good job, sista!

setelah jadi dan di print, kami kembali harus minta tanda tangan rektor langsung kerumah beliau (karena beliau belum di kampus). kali ini aku bagi tugas, Aik kerumah rektor dan aku mencari agen pengiriman dokumen, kutinggalkan mas A yang Nyebelin tanpa pamit, sementara Aik masih sempet sedikit basa-basi. aku mah ogah!

sampai rumah pak Widya, tahukah Anda sodaraa?? ternyata beliau lagi keluar! jadilah si Aik harus nunggu sampe beliau pulang baru dapet tanda tangan, sementara aku kesana kemari cari agen pengiriman dokumen yang paling cepet sampe nemu "beX", sebuah agen pengiriman dokumen yang janji bisa ngirim dalam waktu sehari, dengan biaya agak mahal. ya wis, tak apalah tabungan kami ludes, yang penting karya ilmiah terkirim!

setelah mendapat tanda tangan rektor, Aik kembali ke kampus untuk minta stempel dan BAU tutup!

sempurna!

sekitar jam 12 sampai jam 2 memang ternyata BAU tutup. itu semacam waktu rehat. karena kelas pagi diakhiri sekitar jam 12 (kalau tidak salah) dan kelas sore mulai jam 2. untunglah beX buka sampai jam 3 sore jadi dua lembar surat itu nantinya bisa disusulkan ke amplop coklat yang sudah aku serahkan ke petugas.

kusuruh Aik untuk pulang dan tugas mencari stempel kuserahkan pada seorang lagi anggota kelompokku, Tiara, yang berhasil mendapat stempel itu sekitar jam 2.30 siang lalu langsung diserahkannya ke beX untuk ikut dikirimkan bersama karya tulis ilmiah kami. sementara aku harus kembali lagi ke duniaku, mengurusi pemberangkatan tenaga kerja!

ya, begitulah. 3 mahasiswa sedang berjuang, mencoba ikut perlombaan nasional, meski ribet bin nyebelin prosedurnya, kami tetap optimis, semoga dewan juri terkesan dengan 14 lembar kertas itu dan kami bisa membuktikan bahwa kami bisa.. Ammin..

terima kasih yang sebesar-besarnya untuk:

1. Dyah Ayu Anugrahini (AIK), terima kasih telah menahan lapar, mau berhujan-hujan ria, mondar-mandir sana sini dan tetap tegar kala aku sudah terlalu capek dan menangis.

2. Tiara Dyah Andriani (TIARA), terima kasih untuk semua masukan-masukannya di karya tulis kita, khususnya di bag. kajian pustaka, you did your job very well, my lil sista!

3. Miss Nungki, for checking our 'abstract' and all..

4. Pak Wikanso, terima kasih telah membimbing

5. Pak Widya, terima kasih untuk memo sakti dan tanda tangan ajaib serta semangatnya.

6. Mas A, terima kasih telah membuat perjuangan kami bertiga semakin berwarna, maafkan untuk segala salah dan marahku, semoga Anda segera berhenti merokok!

7. beX, terima kasih atas jasa pengiriman expressnya. yang di Ngawi, alamat beX ada di jl. A Yani (deket terminal lama, kalau dari arah Madiun sebelah kiri jalan, sebelum toko bangunan)

hehehe.. udah kayak bikin buku aja yak ada ucapan terima kasihnya? :D

intinya lomba kali ini termasuk jajaran lomba yang paling berkesan untukku, karena perjuangannya tentunya,meski belum pengumuman, minimal kisah dibalik keikutsertaan aku dan dua temanku ini memberiku banyak pelajaran..

Thanks for reading,

salam semangat!

doakan menang yaaa....:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Have something on mind? Just write it below.. :)